Teknologi vs Tradisi: Mana yang Harus Didahulukan?

BANGSAHEBAT.COM - Di tengah derasnya arus digital, pertanyaan besar muncul: apakah tradisi masih punya tempat di hati generasi muda? Banyak warisan leluhur mulai terpinggirkan, sementara layar gadget makin mendominasi. Rama, Bono, dan Ranti kali ini berbincang tentang dilema klasik yang makin terasa modern: Teknologi vs Tradisi, mana yang harus didahulukan?

Dialog RBR

Rama:
Aku sering bingung, Bono, Ranti. Di satu sisi aku suka tradisi, entah itu wayang, gamelan, atau sekadar kumpul keluarga di malam tertentu. Tapi di sisi lain, dunia digital bikin semua terasa lebih praktis dan cepat. Jadi sebenarnya, kita harus pilih yang mana sih?

Bono:
Nah, itu masalahnya, Ram. Kalau kita terlalu sibuk dengan teknologi, tradisi bisa hilang begitu saja. Padahal tradisi itu jati diri kita. Ia bukan sekadar nostalgia masa lalu, tapi fondasi budaya bangsa. Bayangkan kalau generasi sekarang lebih hafal algoritma TikTok daripada doa leluhur mereka.

Ranti:
Hehe… tapi coba bayangin deh, kalau tradisi bisa dibikin viral, mungkin orang bakal lebih semangat. Misalnya ada challenge “Nari Jawa 30 Detik” di TikTok, pasti rame tuh. Tradisi bisa hidup lagi, tapi dengan cara digital.

Rama:
Hmm… masuk akal juga. Jadi bukan soal memilih salah satu ya, tapi bagaimana teknologi bisa jadi kendaraan buat menjaga tradisi.

Bono:
Betul! Tradisi jangan ditaruh di museum, tapi dibawa ke ruang digital. Supaya anak-anak zaman sekarang bisa bangga sekaligus merasa dekat dengan warisan leluhurnya.

Ranti:
Iya, kayak pepatah baru: jangan biarkan tradisi hanya jadi wallpaper, tapi jadikan story yang bisa dibagikan setiap hari.

Dialog RBR kali ini menegaskan bahwa teknologi dan tradisi bukanlah dua kutub yang harus dipertentangkan. Justru, teknologi bisa jadi jembatan untuk menjaga tradisi tetap hidup dan relevan. Tantangannya adalah bagaimana mengemas warisan leluhur agar bisa diterima generasi digital tanpa kehilangan esensinya.