🌍 Dialog RBR: Kabur Aja Dulu vs Bangga di Sini

BANGSAHEBAT.COM - Fenomena #KaburAjaDulu sempat meramaikan lini masa. Banyak anak muda yang merasa jalan keluar terbaik dari problem di negeri ini adalah pergi ke luar negeri. Namun, apakah ini tanda menyerah, atau justru panggilan untuk introspeksi? Rama, Bono, dan Ranti pun membicarakan dilema antara “lari” dan “bertahan dengan bangga”.

Rama:
“Katanya, generasi kita kepikiran ‘Kabur Aja Dulu’ buat cari hidup lebih baik di luar. Itu tanda kita menyerah atau lagi suruh introspeksi ya?”

Bono:
“Bisa jadi keduanya, Ram. Ada yang frustasi sama kondisi, ngerasa capek lihat masalah berulang. Tapi ada juga yang justru makin tergugah: kalau nggak ada yang bertahan, siapa yang bakal beresin?”

Ranti:
“Kalau dipikir-pikir, kabur itu solusi instan, tapi nggak menyentuh akar. Yang bikin negeri maju justru orang-orang yang milih tinggal, berkarya, meski susah.”

Rama:
“Hmm, berarti Kabur Aja Dulu itu bukan soal takut, tapi cermin bahwa kita butuh ruang buat bernapas. Masalahnya, gimana caranya bikin ‘ruang bernapas’ itu ada di sini, bukan di luar?”

Bono:
“Ya lewat gerakan kecil, literasi, ruang diskusi. Jangan remehkan hal-hal yang bikin anak muda merasa didengar. Kalau nggak ada, ya wajar kalau mereka pilih pergi.”

Ranti:
“Makanya, lewat Bangsahebat.com, kita bisa bangun ruang dialog. Bukan buat ngelarang orang pergi, tapi ngajak buat melihat: ‘Bangga di sini’ itu mungkin. Mulai dari hal-hal sederhana, kita bisa berdiri tegak di tanah air.”

Dialog ini menegaskan bahwa fenomena #KaburAjaDulu adalah refleksi keresahan generasi muda. Namun, lewat literasi, ruang dialog, dan semangat kebersamaan, ada jalan untuk menumbuhkan rasa “Bangga di Sini” tanpa harus lari dari akar permasalahan.