Gaji Jumbo Legislator: Apakah Rakyat Dapat Kembalian?

BANGSAHEBAT.COM - Ada satu fenomena menarik sekaligus bikin kening rakyat berkerut: gaji dan tunjangan pejabat legislatif yang bisa dibilang jumbo. Angka-angkanya berderet nol, dan setiap bulan cair dengan lancar. Di sisi lain, rakyat di bawah justru sibuk hitung receh buat bayar listrik, beli beras, atau sekadar ngisi bensin motor.

Pertanyaannya sederhana, tapi pedas: apakah rakyat dapat kembalian dari gaji jumbo itu?

Kembalian yang dimaksud tentu bukan uang receh diselipkan ke kantong, tapi berupa kebijakan nyata, pengawasan serius, serta keberpihakan tulus pada rakyat. Kalau legislator digaji besar tapi hasilnya cuma rapat formalitas, rakyat berhak bertanya: “Kami bayar mahal buat apa?”

Bayangkan kalau seorang penjual cilok dapat komisi sebesar itu—mungkin ia bisa bikin riset, bagaimana cilok tetap bulat walau zaman makin pelik. Tapi legislator? Sudah jelas yang ditunggu adalah kebijakan bulat demi kepentingan rakyat, bukan alasan yang makin rumit.

Gaji besar memang bisa dibenarkan dengan alasan tanggung jawab besar. Tapi mari kita jujur: seberapa banyak rakyat merasakan manfaat langsung dari kerja legislatif? Kalau rakyat tetap harus demo untuk minta harga pangan stabil, kalau mahasiswa turun ke jalan hanya agar suaranya didengar, lalu di mana efek gaji jumbo itu?

Opini Bangsa sederhana saja:
💡 Gaji jumbo tidak masalah, asal rakyat juga merasa jumbo manfaatnya.

Jangan sampai fenomena ini seperti makan di restoran mahal: porsi kecil, rasa biasa, tapi harga bikin kantong jebol. Rakyat butuh kenyang, bukan sekadar disuguhi menu panjang janji-janji.

Karena pada akhirnya, gaji jumbo bukan hadiah, melainkan titipan dari rakyat. Dan setiap titipan pasti ditanya: “Mana kembaliannya?”