TUroTUr5TpA6TUO7BSM0TfG0Ti==

Bisnis Minuman Teh Kekinian: Masih Menjanjikan atau Sudah Mulai Meredup?


BANGSAHEBAT.COM
 - Beberapa tahun terakhir, bisnis minuman berbasis teh menjamur di Indonesia. Dari teh boba, cheese tea, thai tea, hingga teh artisan dengan berbagai topping unik, semua pernah jadi primadona. Gerai-gerai baru bermunculan di pusat perbelanjaan hingga pinggir jalan, menawarkan minuman estetik yang pas untuk media sosial. Namun, muncul pertanyaan besar: apakah bisnis teh-teh kekinian ini masih menjanjikan, atau tren-nya sudah mulai redup?

1. Teh Kekinian: Dari Hype ke Pasar Massal

Ledakan tren minuman teh dimulai dengan fenomena boba dan thai tea. Konsumen, terutama generasi muda, tertarik karena rasa yang manis, kemasan menarik, dan cocok dijadikan gaya hidup. Dalam fase hype, pertumbuhan outlet bisa melonjak pesat dalam waktu singkat.

Namun, seiring waktu, pasar menjadi jenuh. Banyak brand baru bermunculan tanpa diferensiasi yang jelas, membuat konsumen cepat bosan. Akibatnya, beberapa merek besar pun mulai mengalami penurunan penjualan.

2. Faktor yang Menentukan Bisnis Teh Tetap Bertahan

Bukan berarti bisnis teh kekinian pasti meredup. Ada faktor-faktor yang bisa membuatnya tetap bertahan dan bahkan tumbuh:

  • Inovasi Rasa dan Konsep → Konsumen cepat bosan. Jika pelaku bisnis terus berinovasi, misalnya dengan teh rendah kalori, teh herbal sehat, atau varian premium, peluang bertahan lebih besar.
  • Segmentasi Pasar yang Tepat → Tidak semua produk harus menyasar remaja. Teh kesehatan misalnya, bisa diarahkan ke kalangan dewasa yang peduli gaya hidup sehat.
  • Branding dan Komunitas → Merek yang kuat, aktif di media sosial, dan punya komunitas loyal cenderung lebih tahan lama dibanding sekadar ikut tren.
  • Efisiensi Operasional → Di tengah persaingan ketat, efisiensi biaya produksi, sewa, dan distribusi jadi kunci agar tetap untung.

3. Tanda-Tanda Tren Mulai Redup

Meski begitu, ada indikator bahwa tren teh kekinian tidak sekuat dulu:

  • Antrean panjang sudah jarang terlihat.
  • Harga makin bersaing, bahkan perang diskon.
  • Beberapa outlet menutup cabang karena omzet menurun.
  • Konsumen mulai beralih ke minuman lain, seperti kopi susu kekinian, jus sehat, atau minuman berbasis susu oat/almond.

BELA Berpendapat

Menurut saya, bisnis teh-teh kekinian saat ini sedang bergeser dari tren hype menuju pasar yang lebih matang. Artinya, hanya pemain yang punya inovasi kuat, diferensiasi jelas, dan manajemen bisnis solid yang bisa bertahan.

Bagi investor atau wirausaha baru, masuk ke bisnis teh sekarang bukan lagi soal ikut tren, melainkan soal strategi jangka panjang. Menawarkan produk yang unik, sehat, dan sesuai kebutuhan konsumen akan lebih penting daripada sekadar ikut-ikutan hype.

Bisnis minuman teh kekinian belum benar-benar mati, tapi tren massalnya memang mulai meredup. Peluang masih ada, tapi hanya untuk mereka yang bisa beradaptasi dengan cepat. Teh akan tetap jadi bagian dari gaya hidup, hanya saja format dan target konsumennya akan berubah.

Pada akhirnya, yang membedakan hanyalah siapa yang sekadar ikut tren, dan siapa yang benar-benar membangun brand berkelanjutan.

Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis

DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com

http://rumahsinggah.bangsahebat.com/
https://parpum.bangsahebat.com/

Type above and press Enter to search.