BANGSAHEBAT.COM - Ada yang menarik kalau kita melihat pola hidup orang zaman sekarang: marah gampang sekali ditarik, tapi sabar jarang sekali disetor. Mirip mesin ATM, bedanya bukan tarik tunai atau setor uang, melainkan tarik emosi dan setor kesadaran.
Di media sosial, contohnya, kita bisa lihat betapa mudahnya orang menekan tombol "tarik marah". Ada yang beda pendapat sedikit, langsung keluar kata-kata panas. Ada yang nyenggol urusan pribadi, meledak tanpa pikir panjang. Padahal, kalau "setor sabar" itu dilakukan, dunia maya bisa jadi tempat yang jauh lebih sehat.
Fenomena ini tidak berhenti di level individu. Coba kita geser ke panggung politik. Elit sering kali gesit sekali "tarik" keuntungan pribadi, tarik kursi, tarik jabatan, tarik fasilitas. Tapi giliran "setor" untuk rakyat — setor keadilan, setor kesejahteraan, setor keseriusan kerja — mesinnya mendadak error, saldo kosong.
Lucunya, ketika rakyat protes, jawabannya kadang klise: “Sabar ya, semua butuh proses.” Nah, sabar ini justru hanya diminta, bukan disetor. Ironi bukan?
Mungkin kita perlu bikin slogan baru: “Setor sabar lebih sering daripada tarik marah.” Kalau di level rakyat kecil bisa dipraktikkan, masa di level elite tidak bisa? Kalau ATM emosi rakyat sering dipaksa setor sabar, mestinya ATM politik juga wajib setor adil, bukan tarik seenaknya.
Karena ujung-ujungnya, bangsa ini butuh lebih banyak setoran kesadaran, bukan sekadar tarikan kepentingan.
Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis
DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com