Pejabat Partai Ditetapkan Tersangka: Politik dan Korupsi Seolah Tak Bisa Dipisahkan

BANGSAHEBAT.COM - Pejabat partai kembali ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi. Fenomena ini makin memperkuat stigma publik bahwa politik dan korupsi di Indonesia ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan. Dalam dialog RBR kali ini, Rama, Bono, dan Ranti mengupas isu ini dari sudut pandang rakyat biasa yang sudah lelah dengan drama politik yang itu-itu saja.

🎙️ RAMA:
Bro, kalian baca berita nggak? Lagi-lagi pejabat partai ditetapkan tersangka. Gila sih, korupsinya sistemik banget.

🎙️ BONO:
Udah bukan rahasia lagi, Ma. Di negeri kita, kalau udah nyemplung ke partai, itu kayak udah dapat golden ticket buat main di panggung korupsi. Tinggal nunggu waktu aja.

🎙️ RANTI:
Tapi kok bisa sih? Katanya partai itu tempat nyari pemimpin. Kok malah jadi tempat nyari celah?

🎙️ BONO:
Karena politik kita bukan soal pelayanan publik, Ran. Tapi udah jadi bisnis. Modal kampanye gede, begitu terpilih ya harus "balikin" modal. Caranya? Ya korupsi lah.

🎙️ RAMA:
Dan ironisnya, publik udah pasrah. Bahkan kadang, masih milih mereka lagi. Padahal udah jelas-jelas pernah tersandung kasus.

🎙️ RANTI:
Berarti yang rusak bukan cuma sistemnya ya, tapi juga kesadaran kolektifnya?

🎙️ BONO:
Persis! Kita terlalu sibuk ngarep pemimpin bersih dari sistem yang kotor, padahal nggak ada sapu bersih yang bisa nyapu lumpur tanpa ikutan kotor kalau sistemnya nggak dibenahi.

🎙️ RAMA:
Jadi solusinya apa, Bon? Bikin partai baru?

🎙️ BONO:
Bukan cuma bikin partai baru. Tapi bikin budaya baru. Budaya politik jujur, transparan, dan tanggung jawab. Dan itu semua dimulai dari rakyat yang melek politik, bukan cuma melek janji kampanye.

Dialog RBR kali ini menyoroti realita politik Indonesia di mana korupsi dan partai politik kerap bersinggungan. RBR menekankan pentingnya transformasi budaya politik, bukan sekadar pergantian aktor. Selama rakyat belum melek politik dan sistem belum dibenahi, maka politik dan korupsi akan terus berpelukan mesra.