BANGSAHEBAT.COM - Di era digital, media sosial jadi medan baru demokrasi. Isu bisa viral dalam hitungan detik, membentuk opini publik tanpa saring, dan seringkali jadi alat politik pencitraan. Pertanyaannya, apakah teknologi benar-benar sahabat demokrasi, atau justru musuh yang menyamarkan kebenaran?
🎭 Dialog
Rama:
“Gila ya, sekarang apa-apa bisa viral! Bahkan isu politik bisa langsung trending dalam semalam. Rasanya perubahan bisa cepat banget tercipta karena medsos.”
Bono:
“Hmm, hati-hati, Ram. Viral itu belum tentu benar. Justru bahaya besar ada di situ. Politik pencitraan makin subur, hoaks bertebaran, dan fakta jadi kabur.”
Ranti:
“Loh, kalau semuanya bisa dipelintir, kita percaya siapa dong? Kok kayaknya gampang banget orang dimainin pikiran dan perasaannya.”
Rama:
“Iya sih… tapi tanpa medsos, suara rakyat susah banget kedengeran. Jadi bener-bener dilematis.”
Bono:
“Makanya, teknologi itu kayak pisau. Kalau dipakai dengan bijak, bisa jadi sahabat demokrasi. Tapi kalau jatuh ke tangan yang salah, jadi musuh berbahaya.”
Ranti:
“Jadi intinya kita nggak boleh asal telan mentah-mentah semua yang viral, ya? Harus belajar bedain mana fakta, mana drama politik.”
Teknologi bukan hitam-putih. Media sosial bisa jadi sahabat demokrasi bila digunakan untuk transparansi dan kontrol publik. Namun, ia juga bisa jadi musuh ketika dipakai untuk propaganda, pencitraan, dan menyamarkan kebenaran.
Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis
DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com