🎯 TITIPAN PARTAI: BAYANG-BAYANG DI BALIK KPU, BAWASLU, DAN KPK

BANGSAHEBAT.COM - Lembaga independen seperti KPU, BAWASLU, hingga KPK seharusnya menjadi garda terdepan demokrasi dan pemberantasan korupsi. Namun, publik mulai resah melihat adanya tanda-tanda “titipan politik” dalam proses seleksi. Jika benar ada intervensi partai, maka lembaga yang seharusnya netral bisa berubah jadi “alat kekuasaan”. Pertanyaannya: apakah independensi masih bisa dijaga, atau justru makin tergerus oleh kepentingan?

🎭 SKETSA: "RUANG RAPAT RAHASIA"

Adegan dibuka:
Ruangan dengan papan tulis besar bertuliskan “Seleksi Independen?” namun di bawahnya ada coretan tangan: “Rekomendasi Partai”.

PUTRI (serius, tangan di meja):
“Publik menuntut transparansi. Proses seleksi KPU, BAWASLU, maupun KPK harus bebas dari intervensi. Kalau ada titipan, bagaimana rakyat bisa percaya hasilnya?”

BANGSA (ceplas-ceplos, geleng-geleng):
“Halah, kalau kayak gini mah lembaga independen jadi kayak kos-kosan! Yang masuk bukan karena prestasi, tapi karena siapa yang nitipin kunci.”

KORENYA (metaforis, sambil menghela napas):
“Lembaga negara itu ibarat kompas. Bila jarum kompas dibelokkan magnet politik, maka arah demokrasi pun salah kaprah.”

PUPU (tegas, nada rasional):
“Kita tidak bicara soal individu. Ini tentang sistem. Kalau mekanisme seleksi masih bisa dititipi, maka integritas lembaga akan terus dipertanyakan.”

BANGSA (sarkas, sambil menunjuk papan):
“Kalau gitu, ganti aja nama lembaganya: KPU = Komisi Pilihan Ujung-ujungnya, BAWASLU = Balik Lagi Wasit Luber Untung-untungan, KPK = Komisi Paling Kenal... sama yang nitipin!”

(Semua terdiam, lalu ketawa miris).

Titipan politik di lembaga independen adalah bom waktu. Demokrasi butuh wasit netral, bukan pemain cadangan partai. Jika publik tidak kritis, independensi bisa hilang perlahan tanpa disadari.

“Jangan biarkan lembaga independen jadi panggung titipan. Suara rakyat harus lebih keras dari bisikan lobi politik.”

www.BangsaHebat.com
"Yang Spesial Aja Kita Bahas Di Sini!"