TUroTUr5TpA6TUO7BSM0TfG0Ti==

Terungkap! Jejak Hidup Sang Wakil Bupati Magelang Sahid: Dari Polri ke Kursi Pemimpin Daerah


BANGSAHEBAT.COM
 - Di tengah dinamika politik daerah, muncul sosok yang menempuh jalur berbeda dalam pengabdian. Sahid, pria kelahiran Magelang, 8 Agustus 1967, adalah contoh nyata bagaimana karier sebagai aparat penegak hukum bisa menjadi batu loncatan menuju panggung kepemimpinan daerah. 

Setelah puluhan tahun mengabdi di kepolisian, ia menanggalkan seragamnya dan memilih jalan baru: terjun ke dunia politik demi melayani masyarakat Kabupaten Magelang. Kini, sebagai Wakil Bupati Magelang periode 2025–2030, Sahid membawa visi besar “Magelang Anyar Gress”—sebuah semangat untuk menciptakan Magelang yang Aman, Nyaman, Religius, dan Sejahtera.

Gambaran

Sahid dikenal sebagai pribadi sederhana namun tegas. Latar belakangnya di Polri membentuk karakter disiplin, sementara pengalaman politik mengasah kepekaan terhadap aspirasi rakyat. Kombinasi ini menjadikannya sosok yang disegani, baik di kalangan birokrasi maupun masyarakat.

Sebagai Wakil Bupati, Sahid berperan mendampingi Bupati Grengseng Pamuji dalam mewujudkan visi pembangunan daerah. Fokus utamanya ada pada pemberdayaan SDM, tata kelola pemerintahan yang bersih, dan penguatan ekonomi lokal. Ia percaya bahwa keberhasilan Magelang tidak hanya terletak pada pembangunan infrastruktur, melainkan juga pada kualitas manusianya.


Identitas

  • Nama: Sahid

  • Tempat, Tanggal Lahir: Magelang, 8 Agustus 1967

  • Pendidikan: S1 Hukum, Universitas 17 Agustus (Untag), lulus tahun 2006

  • Karier Awal: Anggota Polri hingga pensiun pada 2008

  • Karier Politik:

    • Bergabung di Partai Hanura tahun 2009, menjabat Wakil Ketua OKK DPD Jawa Tengah dan Ketua DPC Hanura Magelang

    • Tahun 2014 pindah ke Partai Gerindra, aktif sebagai Ketua Fraksi Gerindra di DPRD Kabupaten Magelang

    • Menjabat Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Magelang

  • Jabatan Saat Ini: Wakil Bupati Magelang periode 2025–2030

Latar (Sejarah dan Konteks)

Setelah pensiun dari kepolisian pada 2008, Sahid tidak memilih jalur bisnis atau profesi privat. Sebaliknya, ia mantap meniti jalan politik sebagai wujud pengabdian lanjutan kepada masyarakat. Tahun 2009, ia bergabung dengan Partai Hanura dan langsung menempati posisi penting di struktur partai.

Namun, arah politiknya berubah pada 2014. Sahid memutuskan bergabung dengan Partai Gerindra, sebuah langkah yang terbukti strategis. Dari partai inilah karier politiknya berkembang pesat. Ia berhasil menjadi anggota DPRD Kabupaten Magelang, memimpin fraksi, dan terlibat langsung dalam berbagai kebijakan strategis daerah.

Visi kepemimpinannya makin jelas ketika ia maju dalam kontestasi Pilkada. Bersama Bupati terpilih Grengseng Pamuji, mereka mengusung gagasan “Magelang Anyar Gress”, akronim dari Aman, Nyaman, Religius, dan Sejahtera. Konsep ini bukan sekadar slogan, tetapi dijabarkan dalam Panca Dharma, lima misi pembangunan yang mencakup penguatan SDM, peningkatan tata kelola pemerintahan, pemberdayaan ekonomi, pembangunan infrastruktur berkelanjutan, dan pengembangan budaya serta religiusitas masyarakat Magelang.

Amanat

Kisah Sahid mengandung pesan penting: pengabdian tidak berhenti pada satu profesi. Dari kepolisian ke politik, setiap langkahnya adalah bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan sejati bukan soal kekuasaan, melainkan soal pelayanan.

Beberapa amanat yang dapat dipetik:

  1. Disiplin dan integritas adalah modal utama seorang pemimpin.
  2. Visi besar harus ditopang langkah nyata. “Magelang Anyar Gress” hanya bisa terwujud jika setiap program benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
  3. Pentingnya SDM unggul. Menurut Sahid, manusia adalah kunci keberhasilan pembangunan, bukan sekadar fisik infrastruktur.
  4. Pemerintahan yang bersih dan responsif wajib ditegakkan untuk membangun kepercayaan publik.

Refleksi

Perjalanan Sahid mengingatkan kita bahwa perubahan arah hidup tidak pernah terlambat. Dari seorang polisi menjadi politisi, dari aparat menjadi pejabat publik, ia membuktikan bahwa pengabdian bisa hadir dalam berbagai wujud.

Refleksi penting dari kisah ini:

  • Kepemimpinan bukan warisan, melainkan hasil kerja keras dan konsistensi.
  • Masyarakat harus aktif mengawal jalannya pemerintahan, agar visi besar tidak berhenti pada retorika.
  • Sinergi antara pengalaman masa lalu dan tanggung jawab masa kini menjadi fondasi kepemimpinan yang kokoh.

Dengan visi yang jelas dan pengalaman yang matang, Sahid kini menghadapi tantangan untuk benar-benar mewujudkan Magelang yang lebih baik. Harapan masyarakat ada di pundaknya, dan waktu akan membuktikan apakah “Magelang Anyar Gress” akan menjadi kenyataan atau sekadar jargon politik.

Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis

DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com

http://rumahsinggah.bangsahebat.com/
https://parpum.bangsahebat.com/

Type above and press Enter to search.