Politik Uang: Tradisi Lama, Harapan Baru

BANGSAHEBAT.COM - Setiap kali pemilu datang, satu isu yang tidak pernah absen adalah politik uang. Seolah menjadi tradisi lama yang diwariskan dari pemilu ke pemilu, amplop masih berpindah tangan, janji manis masih diucapkan, dan rakyat masih tergoda.

Tentu mudah bagi kita untuk mencibir calon atau partai yang melakukannya. Tapi mari kita gali sedikit lebih dalam: kenapa rakyat masih menerima? Jawabannya sederhana—karena hidup banyak orang masih sulit. Ketika perut kosong, uang seratus ribu bisa terasa jauh lebih nyata daripada janji lima tahun.

Namun, apakah ini berarti politik uang harus terus dilanggengkan? Tentu tidak. Justru di sinilah letak harapan baru itu. Bahwa perubahan tidak cukup hanya dengan menuding, tapi dengan membangun. Membangun kesadaran rakyat bahwa suara mereka lebih berharga dari sekadar amplop, dan membangun ekonomi rakyat agar mereka tidak lagi menjadikan uang singgah sebagai alasan untuk melepas masa depan.

Uang memang bisa membeli satu malam, satu suara, atau satu kesempatan singkat. Tapi uang tidak bisa membeli martabat bangsa, arah negara, dan masa depan anak cucu kita.

Maka tugas kita bersama—pemerintah, masyarakat sipil, bahkan warga biasa—adalah menghadirkan ruang edukasi politik yang sehat dan memperjuangkan ekonomi yang lebih adil. Dengan begitu, politik uang bisa benar-benar menjadi tradisi lama yang kita tinggalkan, dan pemilu menjadi pesta rakyat yang penuh harapan baru.