BANGSAHEBAT.COM - Restoran modern kini ramai mengadopsi sistem self-service. Pelanggan harus pesan lewat layar, ambil sendiri makanannya, bahkan membuang sampah setelah makan.
Masalahnya, harga makanan tetap mahal, seolah pelanggan bukan cuma bayar tapi juga “ikut bekerja”. Apakah ini inovasi efisiensi atau bentuk kapitalisme gaya baru? Mari kita simak obrolan Rama, Bono, dan Ranti.
Dialog RBR
Rama:
"Aku nggak habis pikir, kita bayar mahal, kok malah disuruh ambil makanan sendiri, buang sampah sendiri. Jadi ini makan atau magang jadi pelayan?"
Bono:
"Itulah, Ram. Dari sisi bisnis, mereka sebut ini efisiensi. Tenaga kerja dikurangi, biaya ditekan, tapi harga tetap sama bahkan naik. Kapitalisme model baru: pelanggan ikut kerja, tapi nggak digaji."
Ranti:
"Hahaha, kalau gitu kenapa nggak sekalian kita masak sendiri di dapurnya? Tinggal bayar bahan mentah aja."
Rama:
"Eh iya! Kalau begitu namanya bukan restoran, tapi dapur umum premium."
Bono:
"Masalahnya, orang tetap mau karena dianggap modern dan cepat. Padahal, kalau ditelisik, ini menggeser peran layanan jadi beban ke konsumen."
Ranti:
"Berarti kita bukan cuma pelanggan, tapi juga pelayan bayaran. Bedanya, bayarnya malah kita yang keluar duit."
Rama & Bono:
"Hahaha… ya bener juga, Ran!"
Sistem self-service di restoran modern memang menawarkan kecepatan dan efisiensi. Namun, di sisi lain, pelanggan secara tidak sadar ikut mengambil alih peran pelayanan, sementara harga tetap mahal. Fenomena ini menunjukkan wajah baru kapitalisme: mengurangi biaya dengan “mempekerjakan” konsumen secara gratis.
Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis
DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com