Dialog RBR: Menyikapi Pernyataan Sivitas Akademika UPNVJ soal Delpedro

BANGSA HEBAT September 05, 2025 0

BANGSAHEBAT.COM - Ketika civitas akademika Ilmu Politik UPN “Veteran” Jakarta angkat bicara soal penangkapan Delpedro Marhaen—Direktur Lokataru sekaligus mahasiswa S2 mereka—dengan tuntutan penghasutan dan tindakan represif, muncul banyak pertanyaan: Bagaimana posisi kampus dalam menegakkan demokrasi? Apakah penahanan ini melewati batas hukum? Simak obrolan RBR berikut.

🗣 Dialog Hangat

Rama:
“Guys, saya baca pernyataan resmi sivitas akademika Ilmu Politik UPNVJ: mereka mengecam penangkapan Delpedro secara represif, minta pertanggungjawaban aparat, dan menegakkan demokrasi serta keadilan konstitusional.”

Bono:
“Wajar sih. Delpedro adalah mahasiswa mereka, jadi mereka merasa terdampak langsung. Tapi jangan lupa juga, LBH Jakarta bilang sedang mempertimbangkan ajukan penangguhan penahanan karena alasan prosedural.”

Ranti:
“Oh jadi ibaratnya ada dua kritik: satu dari kampus yang nyinyirin aparat, satu lagi dari tim hukum yang bilang penahanan nggak relevan dan bisa digugat praperadilan, ya?”

Rama:
“Betul! Dan mereka menyampaikan ini bukan sekadar dukung teman, tetapi sebagai upaya ‘mengawal demokrasi dan konstitusi NKRI tercinta’.”

Bono:
“Yang menarik, mereka juga mengecam tindakan mengkhianati konstitusi untuk kepentingan golongan, dan mendukung suara kritis masyarakat sipil—termasuk mahasiswa.”

Ranti (sambil bercanda):
“Wah, mahasiswa sekarang bukan cuma kuliah—tapi jadi pelopor demokrasi versi kampus! Tapi kalau nanti kampus ngadain diskusi ‘Pro Kontra Penahanan Delpedro’, bisa rame tuh.”

Rama melihat pernyataan civitas akademika UPNVJ sebagai upaya penting mengawal demokrasi, menentang kezaliman dalam penegakan hukum, dan menegaskan komitmen akademik terhadap keadilan.
Bono menyoroti dimensi hukum di balik pernyataan tersebut: tim advokasi sedang mengkaji penangguhan penahanan dan kemungkinan praperadilan—menunjukkan bahwa penahanan Delpedro bisa diuji secara hukum.
Ranti mengajak kita melihat sisi humanis: kampus berperan sebagai ruang refleksi dan gerakan kritis, sementara masyarakat diajak menyimak dan turut berdialog.