BANGSAHEBAT.COM - Dunia tengah diguncang gejolak ekonomi: ketegangan geopolitik, inflasi tinggi, hingga ancaman resesi global. Di tengah ketidakpastian ini, cryptocurrency kembali menjadi sorotan karena lonjakan harga yang spektakuler. Namun, rupiah pun tak tinggal diam, diperkuat oleh kebijakan moneter dan intervensi Bank Indonesia (BI) yang menjaga stabilitasnya. Pertanyaannya, mana yang lebih aman dan menguntungkan bagi investor—crypto atau rupiah?
Perbandingan Volatilitas: Crypto vs Rupiah
-
Cryptocurrency
-
Keunggulan: Potensi keuntungan sangat tinggi. Bitcoin, Ethereum, dan aset digital lainnya telah mencatat kenaikan ribuan persen dalam dekade terakhir.
-
Kelemahan: Volatilitas ekstrem. Harga dapat naik 10% dalam sehari, tetapi juga bisa turun 20% dalam hitungan jam. Faktor sentimen pasar, kebijakan negara besar, dan isu keamanan blockchain sangat memengaruhi pergerakan.
-
-
Rupiah
-
Keunggulan: Stabilitas relatif lebih baik karena dijaga oleh BI melalui instrumen seperti suku bunga, cadangan devisa, dan intervensi pasar.
-
Kelemahan: Potensi keuntungan terbatas. Nilai rupiah mengikuti kebijakan moneter dan kondisi ekonomi domestik, sehingga tidak menawarkan lonjakan spektakuler seperti crypto.
-
Kesimpulannya, crypto cocok untuk investor berani dan berorientasi jangka panjang, sedangkan rupiah lebih aman bagi mereka yang mengutamakan kestabilan.
Peran Regulasi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
-
Bank Indonesia
-
Memastikan rupiah tetap stabil melalui penyesuaian suku bunga, pengelolaan likuiditas, dan intervensi valas.
-
Meluncurkan rupiah digital (CBDC) sebagai langkah menjaga daya saing sistem keuangan nasional.
-
-
Cryptocurrency di Indonesia
-
Diatur sebagai komoditas oleh Bappebti, bukan alat pembayaran.
-
Investor wajib menggunakan bursa kripto resmi untuk transaksi.
-
Regulasi pajak aset kripto mulai diterapkan untuk melindungi investor sekaligus menambah penerimaan negara.
-
Artinya, meski crypto lebih bebas secara global, rupiah mendapat dukungan penuh dari kebijakan negara—memberi rasa aman yang tidak dimiliki aset digital.
Strategi Investasi Campuran untuk Meminimalkan Risiko
BELA menekankan pentingnya diversifikasi portofolio di tengah ketidakpastian global. Beberapa langkah cerdas:
-
Alokasikan dana sesuai profil risiko
-
Investor konservatif: 80% rupiah (tabungan, deposito, SBN), 20% crypto.
-
Investor agresif: 60% rupiah, 40% crypto (Bitcoin/Ethereum berkapitalisasi besar).
-
-
Gunakan dana dingin: Investasi crypto hanya dengan uang yang siap “hilang” jika pasar anjlok.
-
Pantau kebijakan BI: Keputusan suku bunga dan nilai tukar bisa menjadi sinyal kapan harus memperkuat aset rupiah.
Dengan strategi ini, investor dapat menikmati potensi keuntungan crypto tanpa sepenuhnya meninggalkan kestabilan rupiah.
Nilai BELA: Investasi Bukan Sekadar Tren, Tapi Perhitungan Matang
Menurut saya, crypto dan rupiah bukan untuk dipertentangkan, melainkan dipadukan. Rupiah memberi ketenangan, crypto menawarkan pertumbuhan agresif.
-
Bagi pemula, mulai dari aset yang diatur dan memiliki fundamental jelas.
-
Bagi profesional, gunakan teknikal dan fundamental analysis untuk membaca peluang crypto, sambil tetap menyiapkan cadangan rupiah sebagai pelindung nilai.
Keputusan terbaik bukan memilih salah satu, tapi mengetahui kapan menahan, kapan melepas, dan kapan menambah—semua bergantung pada kondisi pasar global dan profil risiko pribadi.
Dalam era ketidakpastian global, rupiah adalah jangkar stabilitas, sedangkan crypto adalah mesin pertumbuhan. Investor bijak tidak akan terjebak euforia, tetapi menyeimbangkan keduanya agar mampu menghadapi badai ekonomi sekaligus menangkap peluang pertumbuhan masa depan.
Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis
DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com