TUroTUr5TpA6TUO7BSM0TfG0Ti==

Apa yang Akan Terjadi pada Uang Setelah Perang Dunia Ketiga Benar-Benar Terjadi?


BANGSAHEBAT.COM
 - Bayangkan sejenak—dunia kembali dilanda perang besar berskala global. Perang Dunia Ketiga bukan sekadar pertarungan militer, tetapi juga akan menjadi guncangan ekonomi terbesar dalam sejarah manusia. Pertanyaannya: bagaimana nasib uang setelah itu? Apakah uang kertas, emas, atau bahkan mata uang digital masih akan bertahan sebagai alat tukar?

1. Runtuhnya Sistem Keuangan Konvensional

Jika Perang Dunia Ketiga benar-benar pecah, hampir pasti sistem keuangan global akan hancur berantakan. Bank sentral, pasar saham, dan lembaga perbankan internasional akan lumpuh akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi. Nilai mata uang kertas (fiat money) berisiko jatuh drastis karena inflasi tak terkendali, bahkan bisa berubah menjadi hiperinflasi.

Contoh nyata bisa kita lihat dari sejarah: saat Jerman kalah di Perang Dunia I, mark Jerman anjlok begitu parah hingga orang lebih memilih barter daripada menggunakan uang.

2. Kembalinya Sistem Barter dan Aset Riil

Dalam kondisi kacau, masyarakat biasanya kembali ke hal-hal yang lebih sederhana. Bukan tidak mungkin transaksi akan kembali menggunakan barter. Aset riil seperti emas, perak, atau bahkan komoditas pokok (beras, minyak, makanan kaleng) akan lebih berharga daripada selembar uang kertas.

Emas kemungkinan akan kembali menjadi standar utama karena sifatnya yang tahan krisis dan diakui lintas negara. Namun, akses terhadap emas tentu terbatas dan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu.

3. Mata Uang Digital: Harapan atau Ilusi?

Banyak orang mungkin berpikir bahwa mata uang kripto bisa menjadi solusi. Namun masalahnya, infrastruktur internet dan listrik kemungkinan besar akan terganggu parah akibat perang. Tanpa jaringan global, Bitcoin atau mata uang digital lainnya tidak akan bisa diakses. Dengan kata lain, kripto mungkin hanya bertahan di wilayah yang infrastrukturnya masih utuh.

4. Ekonomi Bayangan dan "Uang Alternatif"

Dalam situasi ekstrem, masyarakat akan menciptakan bentuk uang alternatif. Bisa berupa kupon makanan, token lokal, atau bahkan barang-barang bernilai praktis seperti rokok dan bahan bakar. Fenomena ini pernah terjadi di masa perang sebelumnya, di mana barang kebutuhan sehari-hari menjadi lebih "likuid" dibandingkan uang resmi negara.

BELA Berpendapat

Sebagai seorang yang menekuni bidang keuangan, saya melihat bahwa Perang Dunia Ketiga akan benar-benar mengubah definisi uang itu sendiri. Uang tidak lagi sekadar angka di rekening atau lembaran kertas, melainkan apa pun yang bisa dipertukarkan untuk bertahan hidup.

Dalam skenario ini, kemampuan beradaptasi menjadi lebih penting daripada berapa banyak saldo yang kita miliki di bank. Investasi terbaik bukan hanya pada emas atau aset digital, tetapi juga pada pengetahuan, keterampilan, dan jaringan sosial. Karena pada akhirnya, uang hanyalah alat—dan alat itu bisa berubah bentuk sesuai keadaan.

Jika Perang Dunia Ketiga pecah, uang kertas kemungkinan besar akan kehilangan nilainya, emas akan kembali bersinar, dan masyarakat mungkin kembali pada barter atau menciptakan uang alternatif. Kripto punya potensi, tapi terbatas pada keberlangsungan infrastruktur.

Yang jelas, perang besar akan membuktikan bahwa uang hanyalah kesepakatan sosial, dan saat dunia hancur, kesepakatan itu bisa berubah dalam sekejap.

Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis

DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com

http://rumahsinggah.bangsahebat.com/
https://parpum.bangsahebat.com/

Type above and press Enter to search.