BANGSAHEBAT.COM - Perayaan hari besar keagamaan sering kali menjadi momen sakral yang dinanti umat beragama. Namun, lebih dari sekadar ritual, hari besar agama adalah peluang untuk membangun empati, menumbuhkan rasa hormat, dan mempererat persaudaraan di tengah masyarakat majemuk.
Artikel ini membahas bagaimana sikap saling menghormati saat Hari Raya — seperti Lebaran, Natal, Waisak, Galungan, Imlek, hingga Hari Penghayat — bisa menjadi jembatan kasih sayang antarsesama. Yuk, simak dialog inspiratif para tokoh lintas iman di portal harmoni.bangsahebat.com!
DIALOG TOKOH
LATAR: Sebuah taman kota yang dipenuhi lampion, bendera warna-warni, dan spanduk bertuliskan “Selamat Hari Raya untuk Semua!”
PAK YOHANES:
(Sambil membawa kue Natal)
“Setiap kali menjelang Natal, saya selalu ingat tetangga saya yang Muslim. Kami saling kirim makanan — mereka kirim ketupat saat Lebaran, saya kirim nastar di Desember.”
USTADH HANIF:
(Tersenyum dan mengangguk)
“Indah, ya. Islam sangat menganjurkan menghormati tetangga, apapun agamanya. Saat Idul Fitri, rumah saya justru ramai tamu dari berbagai latar belakang.”
ROMO BENEDIKTUS:
(Sambil mengusap janggutnya)
“Kalau di gereja kami, umat sering diajak mendoakan kedamaian untuk semua. Saya pernah menyampaikan khutbah khusus tentang pentingnya menjaga harmoni saat perayaan agama lain.”
I GUSTI WAYAN ADNYANA:
(Seraya memegang bunga sesaji)
“Setiap Galungan, saya selalu memberi canang sari juga untuk tetangga. Itu bentuk ucapan terima kasih dan doa agar semua sejahtera, tidak hanya umat Hindu.”
BHANTE KUSALA:
(Berbicara lembut)
“Dalam ajaran Buddha, sukacita atas kebahagiaan orang lain adalah bentuk welas asih. Hari besar agama lain adalah momen untuk ikut berbahagia, bukan menjauh.”
LAO WEN:
(Sambil mengibaskan kipas)
“Saya percaya, merayakan kebahagiaan bersama bisa menciptakan keharmonisan yang lebih kuat dari sekadar dialog.”
MBAH SEDYA:
(Sambil tersenyum damai)
“Penghayat Kepercayaan mengajarkan bahwa harmoni dengan sesama adalah bagian dari harmoni dengan alam dan Sang Pencipta. Maka kami ikut bahagia ketika saudara kami merayakan hari sucinya.”
Perayaan hari besar agama bukan hanya milik pemeluknya saja. Ia adalah kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa cinta kasih dan penghormatan bisa melampaui batas kepercayaan. Saat kita saling mengucapkan, berbagi makanan, bahkan hanya sekadar hadir, itu sudah cukup menjadi tanda: kita satu saudara dalam keberagaman.
Yuk, jadikan setiap hari raya sebagai jembatan kasih, bukan tembok pemisah.
Kunjungi dan baca kisah lainnya di 👉 harmoni.bangsahebat.com
Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis
DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com