BANGSAHEBAT.COM - Isu pajak tabungan mendadak jadi topik panas minggu ini. Rakyat kecil merasa uang hasil jerih payahnya diintai, sementara elite bilang ini demi “disiplin fiskal”. Tapi benarkah langkah ini adil? Atau justru jadi “bom waktu” yang meledak di kantong rakyat?
🎠SKETSA: "KOIN KERINGAT VS PETI NEGARA"
Adegan dibuka:
Empat tokoh SPESIAL POLITIK sedang duduk di meja bundar. Di atas meja ada celengan ayam tanah liat dengan tulisan “Tabungan Rakyat”, dikelilingi lembaran pajak merah.
PUTRI (formal, tenang):
“Pemerintah bilang, pajak tabungan ini untuk memperluas basis penerimaan. Tapi apakah rakyat sudah siap menerima beban tambahan?”
BANGSA (jenaka, nyeletuk):
“Lah, nabung aja sekarang dianggap dosa negara? Besok-besok tidur siang kena pajak juga kali! Pajak dengkuran nasional!”
KORENYA (filsafati, mengelus dagu):
“Dalam logika keadilan, pajak itu laksana pisau dapur. Bisa untuk memotong roti bersama, bisa juga untuk menusuk perut sendiri. Yang jadi soal: siapa yang pegang pisaunya?”
PUPU (tegas, singkat):
“Kalau tujuannya adil, seharusnya pajak lebih berat ke yang menimbun besar, bukan yang sekadar nabung recehan buat sekolah anak.”
Pajak tabungan bisa jadi kebijakan kontroversial: antara strategi memperkuat fiskal atau jebakan yang memicu ketidakpuasan rakyat. Intinya, beban jangan selalu jatuh ke pundak rakyat kecil.
Gimana menurutmu? Setuju pajak nabung diberlakukan? Atau ini cuma akal-akalan untuk tambal defisit? Yuk komentar biar obrolannya makin panas tapi tetap cerdas! 🔥
www.BangsaHebat.com
"Yang Spesial Aja Kita Bahas Di Sini!"
Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis
DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com