Kalau Sistemnya Bocor, Ya Tikusnya Pesta Terus

BANGSAHEBAT.COM - Fenomena korupsi di Indonesia kembali jadi sorotan. Meski berkali-kali ditangkap dan dipenjarakan, para pejabat seolah tak jera. Luhut menyebut banyak pejabat 'bandel', tapi peneliti justru mengingatkan: jangan cuma salahkan orangnya, lihat juga sistemnya. Dalam dialog ini, Rama, Bono, dan Ranti mencoba mengupas, kenapa korupsi terus berulang seolah tak pernah habis.

🎙️ DIALOG RBR

Rama:
Kata Pak Luhut, banyak pejabat sekarang bandel. Udah tahu dilarang korupsi, tapi tetap aja korupsi.

Bono:
Masalahnya bukan cuma orangnya, Ra. Sistemnya itu yang ngasih celah. Selama lubang bocornya masih ada, tikus bakal balik terus.

Ranti:
Lho… sistem itu kayak apa tho? Aku bayanginnya kayak talang bocor di rumah. Kalau enggak ditambal, ya netes terus.

Bono:
Tepat, Ran. Misalnya soal anggaran yang enggak transparan, proyek yang bisa diatur-atur, dan jabatan yang bisa dibeli. Itu semua ladang korupsi.

Rama:
Jadi jangan cuma nyalahin moral ya? Harus juga benerin sistemnya?

Bono:
Iya, karena kalau sistemnya rapi dan transparan, godaan korupsi bisa ditekan. Sekarang ini, malah kayak digoda terus tiap hari.

Ranti:
Berarti kita ini bukan cuma butuh orang baik, tapi juga pagar yang kuat.

Bono:
Nah, itu! Sistem itu harus jadi pagar. Bukan kayak jaring laba-laba yang cuma nangkep yang kecil-kecil.

Rama:
Lalu gimana caranya benerin sistem? Apa bisa dimulai dari kita?

Bono:
Bisa. Mulai dari ikut awasi, kritisi, dan dorong aturan yang berpihak ke transparansi. Jangan nunggu semua hancur baru sadar.

Ranti:
Aku setuju! Daripada nyalahin terus, mending bantu tambal talangnya bareng-bareng.

Korupsi yang terus berulang di Indonesia tak bisa hanya disalahkan pada moral pejabat. Dialog RBR mengajak kita melihat bahwa sistem yang bocor dan longgar adalah penyebab utama. Butuh kolaborasi semua pihak untuk memperbaiki sistem agar tidak jadi ladang pesta korupsi.