BANGSAHEBAT.COM - Kadang, cerita paling menakutkan bukan berasal dari hutan atau gunung… tapi dari dalam rumah kita sendiri.
Malam itu, aku sedang membaca pesan dari seorang sahabat misterius yang pernah mengirimi kisah “Jalur Tertutup Puncak Merbabu”. Kali ini, pesannya singkat tapi membuat bulu kudukku berdiri.
Ohh ya sebelumnya kalau kamu punya cerita Horor atau Misteri bisa kirimkan ke kita agar bisa dituliskan oleh LARAS untuk kita bagikan cerita HOROR kamu di Bangsahebat.com, Email bangsahebatdotcom@gmail.com dengan Subject "KIRIM CERITA HOROR".
“Pernahkah kau mendengar tentang Kakang Kawah dan Adi Ari-ari? Mereka tidak pernah pergi… meski kita sudah tumbuh besar.”
Menurut tradisi Jawa kuno, setiap manusia lahir bersama dua saudara gaib:
- Kakang Kawah – yang lahir lebih dulu, keluar bersama air ketuban.
- Adi Ari-ari – yang lahir sesudahnya, bersama plasenta.
Orang tua dulu akan menguburkan keduanya di dekat rumah. Mereka dipercaya akan menjaga dan mengikuti sang anak seumur hidup… jika diperlakukan dengan baik.
Tapi jika dilupakan, atau kuburannya terganggu… mereka bisa berubah. Menjadi sosok yang menuntut perhatian—dengan cara yang tidak wajar.
Cerita yang kuterima berasal dari seorang pemuda bernama Raka.
Sejak kecil, ia sering merasa ada yang mengikutinya. Kadang seperti bayangan besar di sebelah kiri, kadang sosok kecil di belakangnya. Ibunya pernah berkata:
“Itu saudara-saudaramu… jangan takut, mereka menjaga.”
Namun ketika rumah lama mereka direnovasi, tanah di belakang rumah digali. Kuburan Kakang Kawah dan Adi Ari-ari—yang tak pernah ia sadari letaknya—terbongkar.
Sejak malam itu, Raka sering terbangun pukul 2 dini hari, mendengar suara air beriak di dalam kamarnya. Bau amis memenuhi udara. Dan di sudut gelap, ada dua sosok:
Satu tinggi, berkulit pucat membiru, rambutnya menutupi wajah…
Satu lagi kecil, seperti anak berusia lima tahun, menatap tanpa mata… hanya lubang gelap.
“Kami kakak dan adikmu… kenapa kau membiarkan kami terusir?”
Raka mencoba berdoa, tapi kata-katanya tercekat. Mereka mendekat, dan ruangan terasa seperti terendam air.
Sebelum semuanya gelap, ia mendengar bisikan:
“Kami akan selalu bersamamu… bahkan di dalam tubuhmu.”
Cerita Raka berakhir di situ. Pesan terakhir yang ia kirimkan padaku hanya berisi foto tangannya—kulitnya membiru, seperti habis direndam air terlalu lama.
Entah ia masih hidup atau tidak… aku tidak pernah mendapat kabar lagi.
Aku tak tahu apakah ini hanya mitos atau kebenaran yang terlupakan. Tapi jika kau tahu di mana Kakang Kawah dan Adi Ari-ari-mu dimakamkan… jagalah mereka.
Sebab mereka adalah saudara yang tak pernah benar-benar pergi.

.png)
.png)

.jpg)
Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis
DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com