TSziBSY7TUG0GUz0TUG8Gfd8BA==
Light Dark
Perselingkuhan dan Luka Ego: Menelusuri Akar Psikologis dari Pengkhianatan Cinta

Perselingkuhan dan Luka Ego: Menelusuri Akar Psikologis dari Pengkhianatan Cinta

Daftar Isi
×


BANGSAHEBAT.COM
 - Dalam dinamika hubungan, perselingkuhan kerap dianggap sebagai tindakan penghianatan yang hanya berbasis hasrat sesaat atau godaan eksternal. Namun jika ditelusuri lebih dalam, sesungguhnya ada akar yang lebih mendasar: ego.

Ego: Dalang Sunyi di Balik Perselingkuhan

Perselingkuhan adalah gejala dari ketimpangan batin, bukan sekadar kegagalan menjaga komitmen. Dalam perspektif psikologis, ego adalah bagian dari diri yang menuntut pengakuan, pemuasaan, dan keunggulan. Ketika seseorang merasa tidak dihargai, tidak dianggap, atau tidak mendapatkan validasi dari pasangannya, egonya bisa mencari jalan lain untuk "mengisi kekosongan" itu — dan perselingkuhan menjadi pelampiasannya.

Ego membuat seseorang merasa:

  • "Aku pantas mendapatkan yang lebih dari ini."
  • "Aku masih menarik, aku ingin diakui."
  • "Aku merasa diabaikan, dan aku butuh tempat di mana aku dilihat."

Maka, perselingkuhan bukan hanya soal cinta yang hilang, tapi tentang ego yang terluka dan haus pengakuan.

Penyebab Umum yang Berakar dari Ego:

  1. Merasa lebih berhak atau lebih baik dari pasangan.
  2. Ketidakpuasan yang tidak dikomunikasikan.
  3. Rasa inferior atau superior yang tidak seimbang.
  4. Kurangnya apresiasi yang membuat seseorang mencari pengakuan di luar.
  5. Kebutuhan untuk merasa diinginkan, meskipun sudah memiliki pasangan.

Langkah-Langkah Mencegah Perselingkuhan: Menjaga dari Dalam

Sebagai pasangan, mencegah perselingkuhan bukan hanya soal mengontrol pasangan, tapi membangun iklim psikologis yang sehat bersama. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Bangun Ruang Aman untuk Ego Masing-Masing

Jangan anggap enteng kebutuhan pengakuan. Beri apresiasi secara jujur dan rutin. Katakan, “Aku bangga padamu.” atau “Terima kasih sudah berjuang.”

2. Jujur Tentang Kekosongan dan Harapan

Sampaikan dengan hangat ketika ada hal yang terasa kurang. Jangan tunggu sampai luka menjadi jurang. Komunikasi yang terbuka menyeimbangkan ekspresi ego.

3. Bertumbuh Bersama, Bukan Salip-Menyalip

Jika satu pihak tumbuh dan pihak lain tertinggal, maka akan muncul rasa tidak seimbang. Bangun kebersamaan dalam mimpi, pekerjaan, atau cita-cita kecil agar tidak ada yang merasa sendirian.

4. Kenali Tanda-Tanda Luka Ego Sejak Dini

Rasa tersingkir, tidak dianggap, atau merasa tidak dibutuhkan adalah alarm awal. Bicarakan, bukan disimpan.

5. Tegaskan Komitmen, Tapi Jangan Dengan Paksaan 

Komitmen adalah ikrar sadar, bukan kurungan. Buat pasangan merasa dicintai, bukan dipenjara.

Ego yang Disadari Akan Menyelamatkan Cinta

Ego tidak selalu buruk. Ia adalah bagian dari diri manusia. Tapi ketika ego tidak disadari dan tidak ditata, ia bisa menjadi racun bagi hubungan.

Sebaliknya, jika ego dipeluk dengan sadar dan diarahkan untuk saling menghargai, maka hubungan akan menjadi ruang tumbuh — bukan ruang luka.

Perselingkuhan bukanlah takdir. Ia adalah pilihan, dan pilihan itu bisa dicegah jika kita mau belajar memahami ego — milik kita dan milik pasangan.

0Komentar

LAMAN BANGSA DAN RAKYAT, KUNJUNGI HALAMAN RAKYAT DAN BANGSA KLIK DISINI

https://literasiku.bangsahebat.com/
https://www.nongkrong.bangsahebat.com/