Ilmu Politik Cermin Pecah: Retak Bukan Berarti Hancur

BANGSAHEBAT.COM - Dalam dunia politik, perbedaan pandangan sering diibaratkan seperti cermin yang pecah: retak di sana-sini, potongan-potongan terpisah, namun tetap memantulkan bayangan yang sama. Indonesia adalah bayangan itu. Perpecahan hanyalah ilusi jika kita memahami bahwa di balik semua retakan, kita memiliki tujuan bersama: kemajuan bangsa.

Menerima Perbedaan Tanpa Membenci

Di setiap pemilihan, wajar jika rakyat terbagi pada pilihan yang berbeda. Namun masalah muncul ketika perbedaan itu berubah menjadi kebencian. KORENYA menegaskan, politik seharusnya menjadi ruang dialog, bukan medan perang permanen. Menerima perbedaan berarti menyadari bahwa lawan politik bukanlah musuh negara, melainkan rekan seperjalanan dalam demokrasi.

Menyatukan Visi Setelah Konflik

Setelah kontestasi berakhir, tugas utama bangsa adalah kembali ke satu visi: Indonesia yang maju, damai, dan makmur. Menyatukan visi ini membutuhkan kesediaan semua pihak untuk melihat potongan-potongan “cermin” bukan sebagai simbol kehancuran, tetapi sebagai peluang untuk membentuk pantulan yang lebih indah. Ini berarti mengakui kesalahan, memaafkan, dan melangkah bersama.

Peran Kepemimpinan dalam Merakit Kembali

Seorang pemimpin sejati bukan hanya memenangkan kompetisi, tetapi juga mampu merajut kembali persatuan setelahnya. Kepemimpinan yang kuat tidak takut pada perbedaan, justru merangkulnya sebagai kekuatan. Ibarat tukang kaca yang sabar, pemimpin harus merakit cermin bangsa dengan hati-hati, memastikan setiap retakan menjadi bagian dari mozaik persatuan.

Politik tidak akan pernah bebas dari retakan, tetapi itu bukan alasan untuk membiarkan cermin bangsa hancur. Retak-retak itu justru mengingatkan kita bahwa demokrasi adalah seni menyatukan perbedaan untuk satu tujuan: Indonesia yang kita cintai.