BANGSAHEBAT.COM - Di tengah gencarnya digitalisasi, pemerintah berlomba membuat aplikasi demi efisiensi. Namun, di sisi lain, rakyat masih kesulitan memenuhi kebutuhan pokok. Apakah ini solusi atau hanya proyek teknologi yang jauh dari realitas rakyat kecil?
🎙️ Dialog RBR: "Negara Sibuk Bikin Aplikasi, Rakyat Sibuk Cari Makan"
Rama:
Bro, kamu pernah denger aplikasi “Satu Data Kemiskinan”, “e-Kinerja”, “SAPA”, “Lapor!”, “SiMARA”, “SIRUP”?
Bono:
Pernah! Tapi ya itu… rakyat malah bingung. Udah datanya tumpang tindih, aplikasinya juga tumpang tindih. Habis kuota buat download doang!
Ranti:
Hah? Aku pikir “SIRUP” itu bumbu rasa stroberi…
Rama:
Nggak, Ran. Itu sistem informasi belanja pemerintah. Tapi ya lucu sih, kita disuruh melek digital, padahal masih banyak yang gak punya HP android apalagi kuota bulanan.
Bono:
Coba tanya tukang cilok di depan gang, dia tahu gak aplikasi “SPBE” itu apa? Yang dia tahu cuma: “Hari ini laku atau kagak.”
Ranti:
Aku pernah bantu tetangga daftar bantuan… suruh install dua aplikasi, isi ulang OTP, lalu verifikasi NIK. Pas berhasil... katanya datanya belum sinkron.
Rama:
Iya, digitalisasi sih keren. Tapi kalau rakyat lapar, HP-nya rusak, sinyalnya lemah… itu namanya bukan inklusi, tapi ilusi.
Bono:
Intinya, jangan terlalu sibuk bikin aplikasi buat nyari citra. Bikin aja satu aplikasi super yang isinya solusi. Kalau rakyat udah kenyang, baru bisa belajar teknologi.
Ranti:
Betul! Karena sebelum log in, perut harus log kenyang dulu.
RBR mengkritisi fenomena pemerintah yang gencar membuat berbagai aplikasi, namun tak menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Digitalisasi tanpa kesadaran realitas justru menciptakan kesenjangan baru. Rakyat butuh solusi konkret, bukan tumpukan aplikasi yang membingungkan.
Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis
DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com