Anak Muda Gagal Move On dari Politik Gimmick

BANGSAHEBAT.COM - Dalam dunia politik modern, gimmick seolah jadi andalan untuk merebut hati anak muda. Tapi apakah generasi muda sudah bisa membedakan antara pencitraan dan perjuangan nyata? Di warung kopi biasa, Rama, Bono, dan Ranti kembali berdiskusi hangat soal ini.

🍵 Rama:
"Gue kemarin liat video kampanye, bro... Isinya joget-joget sama quotes motivasi. Tapi programnya mana?"

📚 Bono:
"Itulah Rama... anak muda sekarang banyak yang lupa, politik itu bukan soal gaya, tapi kerja nyata. Tapi yang viral ya yang gimmick."

💁‍♀️ Ranti:
"Eh tapi ya, menurutku seru juga sih lihat politisi joget. Kan jadi nggak tegang! Hihi."

📚 Bono:
"Masalahnya, Ran... politik itu bukan acara hiburan. Kalo semua dibungkus lucu-lucuan, yang serius jadi nggak kebaca."

🍵 Rama:
"Tapi kita juga kadang males baca visi-misi panjang-panjang, Bon. Akhirnya ya nonton yang lucu-lucu doang."

📚 Bono:
"Dan di situlah jebakannya, Rama! Gimmick diciptakan untuk nutupin kebijakan yang lemah. Anak muda harus bisa lebih jeli."

💁‍♀️ Ranti:
"Terus harusnya gimana dong? Biar politik tetap menarik, tapi juga punya makna?"

📚 Bono:
"Boleh kok kreatif, asal substansi tetap kuat. Edukasi dikemas dengan keren, bukan cuma bikin trending."

🍵 Rama:
"Setuju. Kita butuh politisi yang melek substansi, bukan cuma pinter bikin konten."

📚 Bono:
"Dan anak muda juga harus belajar jadi pemilih yang cerdas. Move on dari politik gimmick itu penting kalau mau bangsa ini beneran berubah."

Anak muda perlu lebih kritis terhadap politik gimmick yang hanya menjual hiburan tanpa isi. Gimmick bisa menutupi lemahnya visi-misi calon pemimpin. Edukasi politik perlu dikemas menarik, tapi tetap berbobot, agar generasi muda bisa jadi pemilih yang cerdas dan tidak mudah terjebak pencitraan.