BANGSAHEBAT.COM - Alasan Perempuan Cenderung Menyembunyikan Hasrat Seksualnya.
Tabu & Skrip Seksual
Banyak perempuan tumbuh dalam norma sosial yang membuat mereka meredam ekspresi hasrat seksual. Mereka merasa tidak memiliki otonomi untuk mengekspresikan keinginan atau menikmati orgasme.-
Risiko komunikasi hasrat
Survei menemukan 55% perempuan memilih diam meski memiliki keinginan: takut menyakiti pasangan, malu, tidak tahu cara bicara, takut ditolak atau dituduh “menyimpang”, dan merasa pasangan mungkin tak peduli . -
Generation gap
Kelompok usia 18–24 paling rentan: tidak tahu bagaimana meminta dan takut ditolak. Mereka juga merasa mungkin tidak akan bercinta lagi, jadi toh tak penting. -
Dampak orgasme palsu
Minim komunikasi meningkatkan frekuensi berpura-pura orgasme—ini justru merugikan kepuasan hubungan. Sebaliknya, keterbukaan seksual meningkatkan kepuasan dan efektifitas komunikasi umum.
Sudut Pandang Dokter Cinta
Kenapa perempuan menutup mulut soal hasrat seksual?
-
Pengaruh budaya & pendidikan
Banyak perempuan dibesarkan dengan norma: "cewek baik tidak membicarakan seks". Ini membentuk rasa malu dan kesulitan menuntut hak kenikmatan seksual. -
Ketakutan ditolak atau disalahpahami
Saat hasrat diungkapkan, respon pasangan bisa jadi kurang suportif atau defensif—ini menakutkan dan bikin perempuan memilih diam. -
Kurangnya keterampilan komunikasi seksual
Tidak diajarkan bagaimana bicara dengan jujur tentang kebutuhan seksual—apalagi dalam suasana romance yang sensitif.
Apa risikonya bagi hubungan?
-
Kepuasan seksual menurun
Tidak bicara terbuka bisa bikin frustrasi, stres, dan menurunkan kedekatan emosional dalam jangka panjang. -
Pura-pura orgasme
Ini seolah memvitamin hubungan, tapi sesungguhnya menutupi kelemahan komunikasi dan membuat pasangan berasumsi semuanya baik-baik saja. -
Komunikasi umum jadi goyah
Ketika satu area hubungan penuh tabu, sering kali area-area lain pun sulit dibahas.
Tips Dari Dokter Cinta
Tantangan | Solusi Praktis |
---|---|
Malu & takut dibully | Mulai dari hal sederhana: “Aku suka ketika kamu…” atau “Kalau begini, aku merasa…” |
Tak tahu cara bicara | Pakai “I-statements”: mulai dengan perasaanmu, bukan kritik. “Aku merasa senang bila…” |
Takut ditolak | Buat rencana ngobrol santai, bukan pas lagi cemas atau terburu-buru. |
Ragu pasangan peduli | Ungkap, “Bagiku ini penting—kita bisa coba saling terbuka?” |
Gen Z & milenial muda | Latih dari hal-hal sehari-hari: minta pijatan, pelukan, pujian—bukan langsung soal seksual. |
Dokter Cinta punya pesan utama:
Komunikasi seksual bukan tabuh, tapi fondasi keintiman. Mulai dari hal kecil, berbicaralah dengan jujur dan hormat. Beri ruang untuk keinginanmu agar pasangan juga merasa aman untuk berbagi. Kuncinya: empati, kejujuran, dan keberanian menjadi diri sendiri.
Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis
DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com