BANGSAHEBAT.COM - (Setting: Di bale desa, menjelang sore. Beberapa anak muda sedang nongkrong sambil main HP. Pak Lurah Waguyo datang pelan-pelan sambil senyum.)
Pak Lurah Waguyo:
(tersenyum sambil duduk di bangku bambu)
"Nak-nak, HP boleh dipake. Tapi jangan sampe lupa ngeliat sekitar. Lihat tuh... daun-daun mulai jarang, udara makin panas. Itu tandanya alam kita butuh perhatian."
Sartini:
(pelan, sambil menatap pepohonan)
"Tapi, Lurah... kami bingung mau mulai dari mana. Rasanya lingkungan udah rusak duluan..."
Pak Lurah Waguyo:
(lembut)
"Mulai dari yang kecil, Tin. Nggak buang sampah sembarangan. Tanam satu pohon. Ajak temanmu tanam satu lagi. Lama-lama kita punya hutan."
Anak Muda 1:
"Lurah, tapi sekarang zamannya digital. Apa masih penting jaga lingkungan?"
Pak Lurah Waguyo:
"Justru karena digital, kita harus lebih peka. Kalau kamu bisa bikin konten viral, kenapa nggak viralkan bersih-bersih sungai? Keren kan?"
Bu Ngatini:
(datang bawa teh dan senyum)
"Ngomongin lingkungan sambil ngopi teh dari kebun sendiri itu nikmat lho. Asal kebunnya dijaga, airnya bersih, dan semangatnya dijaga."
Pak Lurah Waguyo:
"Alam itu titipan, bukan warisan. Kalian yang muda harus jadi penjaganya, bukan perusaknya."
0Komentar