BANGSAHEBAT.COM - Dialog RBR – “Kedekatan Dua Presiden: Musuh Lama, Sahabat Masa Depan”
Lokasi: Warung kopi sore hari, udara teduh, suasana santai namun penuh makna.
-------------------------------------------------------------------------
RAMA
(buka berita di ponsel)
“Bon, Ran… sekarang Pak Prabowo dan Pak Jokowi kelihatan makin akrab ya. Dulu lawan politik, sekarang kayaknya kerja bareng terus.”
RANTI
(angkat alis sambil tersenyum)
“Aku sih senang lihatnya. Biasanya kan politisi saling sindir, saling sikut. Tapi mereka malah saling rangkul.”
BONO
(angguk pelan, tenang)
“Justru itu yang disebut kematangan demokrasi. Musuh di masa pemilu, tapi setelahnya bisa saling hormat dan membangun bersama. Itu pelajaran besar.”
RAMA
“Jadi ini bukan soal kompromi kekuasaan?”
BONO
“Bukan. Ini soal transisi yang damai, dan kesinambungan visi untuk bangsa. Prabowo dan Jokowi mungkin berbeda pendekatan, tapi kalau tujuannya sama—kemajuan Indonesia—kenapa harus bertentangan terus?”
RANTI
“Lagipula rakyat sekarang butuh adem, bukan adu ego politik. Kalau pemimpin rukun, yang di bawah jadi ikut tenang.”
RAMA
“Iya juga ya. Ini justru bisa jadi contoh untuk elit-elit lain. Bahwa yang utama itu kerja sama, bukan dendam politik.”
BONO
“Kita ini bukan negara milik satu orang. Indonesia milik semua. Kalau dua tokoh besar bisa saling menghargai, itu bukti bahwa politik bisa jadi ruang perbaikan, bukan hanya ajang perebutan.”
-------------------------------------------------------------------------
Kedekatan antara Presiden Prabowo dan mantan Presiden Joko Widodo memberikan pesan kuat bahwa politik tak selalu harus memecah-belah. Justru saat dua sosok besar bisa menjalin komunikasi, sinergi, dan menghargai perbedaan, rakyat pun mendapat harapan akan kepemimpinan yang berpihak pada kebaikan bersama.
Melalui dialog RBR hari ini, kita diajak melihat politik dari sisi yang lebih bijak: bukan soal siapa yang menang atau kalah, tapi soal bagaimana masa depan bangsa dikelola dengan waras dan dewasa.
Mari kita dukung persatuan, bukan perpecahan. Karena ketika elit bersatu, rakyat pun mendapat ruang untuk tumbuh dan percaya.
0Komentar