Kursi Panas DPR: Rapat Kosong Tapi Tunjangan Full

BANGSAHEBAT.COM - Kalau kursi bisa bicara, pasti dia teriak: ‘Saya capek ditinggalin mulu!’

Di tengah megahnya Gedung DPR yang dibiayai dari keringat rakyat, ada satu ironi yang makin mencolok: ruang rapat makin kosong, tapi tunjangan tetap penuh. Fenomena ini jadi bahan olok-olok dan kritik publik, apalagi saat rapat penting batal hanya karena tak kuorum. Nah, mari kita bahas lewat gaya satir khas Putri dan Bangsa, di rubrik SPESIAL POLITIK BangsaHebat.com.

“Kursi Kosong, Duit Tetap Nyosor: DPR, Gak Datang Gak Masalah”

🎤 Dialog Putri & Bangsa:

Putri (dengan nada penyiar tajam):
Selamat datang di SPESIAL POLITIK! Hari ini kita bahas sesuatu yang lebih hening dari kuburan: ruang rapat DPR!

Bangsa (melotot satu mata, gaya dramatis):
Eh bener tuh, Mbak Putri! Kuburan aja ramai sama doa, lha ini ruang sidang isinya cuma... kursi kosong sama botol air mineral! 🤷‍♂️

Putri (menatap tajam kamera):
Data menunjukkan banyak rapat tidak kuorum. Tapi anehnya, tunjangan kehadiran dan fasilitas tetap cair. Seperti cinta bertepuk sebelah tangan—rakyat memberi, wakilnya tak hadir.

Bangsa (tertawa kecil):
Berarti tunjangannya gak kenal status ya? Datang kek, nggak kek... duit tetap sayang!

Putri:
Dan jangan lupa, mereka masih dapat dana reses, perjalanan dinas, bahkan studi banding ke luar negeri.
Padahal, rapat di Senayan aja gak sempat... tapi wisata politik jalan terus!

Bangsa (gaya ala motivator):
Mungkin mereka percaya konsep "healing adalah bagian dari legislasi". Yang penting... refresh dulu sebelum memikirkan rakyat yang stres.

Putri (nada sindir tipis):
Lucunya, saat rakyat demo menuntut kehadiran mereka, justru polisi yang hadir lebih dulu. Wakilnya? Masih dalam perjalanan menuju “rapat penting” yang entah di mana.

Bangsa (nangis palsu sambil joget):
Ini sih bukan wakil rakyat... tapi raja-raja kecil yang rajin terima honor, tapi absen di panggung utama!

Putri (serius menutup):
Kalau begini terus, bukan hanya kursi yang panas, tapi kepercayaan publik juga makin mendidih. Saatnya kita tagih pertanggungjawaban mereka, karena gaji itu bukan sedekah.

Bangsa (melirik kamera):
Kalo kamu absen terus kerja, bos kamu marah. Tapi kalo mereka? Bos-nya diem aja.
Eh... tunggu, siapa bosnya DPR?

Putri (senyum tajam):
Rakyat. Tapi sering lupa kalo punya hak marah.

Tegur wakilmu. Pantau kerja mereka. Karena demokrasi bukan soal memilih, tapi soal mengawasi!

Jangan biarkan mereka duduk di kursi panas, tapi kita yang panas hati.