TSziBSY7TUG0GUz0TUG8Gfd8BA==
Light Dark
RBR Bahas Soekarno: Cita-Cita Besar Sang Proklamator yang Nyaris Kita Lupakan

RBR Bahas Soekarno: Cita-Cita Besar Sang Proklamator yang Nyaris Kita Lupakan

Daftar Isi
×


BANGSAHEBAT.COM
 - “Soekarno: Mimpi Besar yang Belum Selesai”

Lokasi: Warung kopi sore hari, suasana hangat, secangkir kopi dan obrolan bernas.

RAMA
(sambil membuka buku kecil bersampul merah)
“Bon… Ran… aku baru baca pidato Soekarno tahun 1963. Katanya Indonesia harus jadi mercusuar dunia. Kok terdengar seperti mimpi ya?”

RANTI
(tersenyum polos)
“Mercusuar? Maksudnya biar jadi penerang buat bangsa lain gitu?”

BONO
(angguk pelan, matanya tajam)
“Iya, Ran. Bung Karno ingin Indonesia jadi pemimpin moral dunia—bukan soal kekuatan militer atau ekonomi aja, tapi sebagai panutan kemanusiaan. Itu cita-cita besarnya.”

RAMA
“Berarti bukan cuma merdeka dari penjajahan fisik, tapi juga merdeka dalam berpikir, berkebudayaan, dan berdiri di kaki sendiri, ya?”

BONO
“Betul, Ram. Lihat aja gagasan besar Soekarno:

  1. Nasakom – menyatukan nasionalis, agama, dan komunis dalam satu semangat persatuan.
  2. Konferensi Asia Afrika – mempertemukan negara-negara baru merdeka untuk menolak penjajahan baru.
  3. Trisakti – berdikari di bidang ekonomi, berdaulat secara politik, dan berkepribadian dalam kebudayaan.”

RANTI
“Wah… berat ya cita-citanya. Tapi keren. Jadi bangsa yang bukan cuma numpang lewat di sejarah dunia.”

RAMA
“Tapi kenapa sekarang kayaknya kita makin jauh dari cita-cita itu, Bon?”

BONO
(tersenyum pahit)
“Karena kita lupa. Kita sibuk pada urusan jangka pendek, lupa bahwa para pendiri bangsa itu bertaruh nyawa demi masa depan kita.”

RANTI
“Kita minum kopi enak di sini, bisa ngobrol bebas... itu hasil perjuangan, kan?”

BONO
“Ya. Dan menghargai mereka bukan cuma dengan menghafal nama, tapi meneruskan perjuangan mereka dalam bentuk zaman kita sendiri. Dengan kritis, jujur, dan tetap mencintai negeri ini.”

-----------------------------------------------------------------------

Soekarno tidak hanya memproklamasikan kemerdekaan. Ia membangun fondasi kebangsaan dengan mimpi besar: Indonesia yang berdiri tegak di panggung dunia, berkepribadian kuat, dan mampu menjadi teladan bagi bangsa lain.

Melalui dialog RBR, kita diajak untuk melihat kembali cita-cita luhur sang proklamator. Bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajah, tapi juga dari kemiskinan, kebodohan, dan ketergantungan.

Mari belajar dari sejarah bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk diteruskan. Hargai jasa para pahlawan dengan menjadi warga negara yang berpikir dan bertindak bijak.

0Komentar

LAMAN BANGSA DAN RAKYAT, KUNJUNGI HALAMAN RAKYAT DAN BANGSA KLIK DISINI

https://literasiku.bangsahebat.com/
https://www.nongkrong.bangsahebat.com/