BANGSAHEBAT.COM - Akhir-akhir ini, negara ini terasa semakin ramai.
Bukan oleh diskusi, bukan oleh solusi, tapi oleh laporan.
Setiap hari ada yang melapor.
Melapor ke media sosial.
Melapor ke grup WhatsApp.
Melapor ke kolom komentar.
Bahkan melapor sambil merekam, seolah kebenaran harus selalu disertai angle kamera yang pas.
Masalahnya bukan pada melapornya.
Masalahnya adalah: laporan kita sering lebih cepat daripada tanggung jawab kita.
Hari ini, menjadi pelapor terasa keren.
Ada sensasi moral di sana.
Ada perasaan sedang membela kebenaran.
Padahal, sering kali yang dibela bukan kebenaran—melainkan prasangka yang keburu ingin dipercaya.
Di era media sosial, “curiga” tidak diberi waktu untuk tumbuh menjadi “klarifikasi”.
Curiga langsung lompat jauh menjadi vonis.
Tanpa pengadilan.
Tanpa cek ulang.
Tanpa malu kalau ternyata salah.
Jempol kita sekarang bekerja lebih cepat daripada akal sehat.
Bahkan lebih cepat daripada nurani.
Scroll sedikit, emosi naik, lalu kirim.
Setelah itu?
Kalau salah, tinggal diam.
Atau bilang, “Saya kan cuma menyampaikan.”
Di situlah masalahnya.
Negeri ini tidak kekurangan orang yang berani menunjuk.
Yang langka justru orang yang berani berdiri dan berkata,
“Kalau laporan saya keliru, saya siap bertanggung jawab.”
Kita lupa satu hal penting:
setiap laporan adalah kuasa.
Dan kuasa tanpa tanggung jawab selalu melahirkan kerusakan baru.
Nama orang bisa rusak.
Kehidupan bisa hancur.
Kepercayaan publik bisa runtuh.
Bukan karena kejahatan, tapi karena laporan yang kehilangan nurani.
Ironisnya, kita sering mengaku peduli pada keadilan,
namun malas bersikap adil sejak dari pikiran sendiri.
Melapor seharusnya lahir dari kepedulian,
bukan dari kemarahan.
Dari niat memperbaiki,
bukan dari hasrat menjatuhkan.
Negara ini tidak butuh lebih banyak teriakan.
Negara ini butuh lebih banyak kesadaran.
Sebab, laporan tanpa tanggung jawab bukan sedang menyelamatkan negeri—
ia hanya sedang memindahkan kekacauan dari satu tangan ke tangan yang lain.
Dan mungkin, sebelum kita sibuk melaporkan orang lain,
ada baiknya kita bertanya pelan pada diri sendiri:
Apakah yang sedang saya bela ini kebenaran…
atau hanya perasaan saya yang ingin segera dibenarkan?
Negeri ini tidak runtuh karena kurangnya laporan.
Ia retak karena terlalu banyak tuduhan yang tak mau bertanggung jawab.Sebab keberanian sejati bukan terletak pada seberapa lantang kita menuding,
tapi pada seberapa jujur kita berdiri ketika tudingan itu salah.Dan barangkali, negeri ini akan sedikit lebih waras
jika setiap laporan selalu disertai satu pertanyaan sederhana:
“Apakah saya siap bertanggung jawab, jika yang saya ucapkan ini keliru?”

.png)
.png)

.jpg)
Pastikan Selalu Berkomentar Yang Baik, Tidak Menyinggung Ras, Suku, Agama dan Rasis
DAFTARKAN DIRIMU MENJADI BAGIAN DARI BANGSA HEBAT DENGAN MENDAFTAR ID BANGSA HEBAT, ADA UNDIAN BERHADIAH DAN JUGA UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP BULANNYA. DAFTAR KLIK DISINI atau Cek id.bangsahebat.com