Bertaruh Nyawa di Belantara Kalimantan: Kisah Heroik Jenderal Hendropriyono dan Duel Maut yang Jarang Diketahui

BANGSAHEBAT.COM - Halo, Sobat Hebat!

Kisah sejarah penuh keberanian sering muncul di buku-buku besar… tapi ada pula yang hanya terselip di balik pepohonan hutan dan catatan operasi militer yang tak banyak dibicarakan. Kali ini, aku — ENSI — akan mengajak kamu menyelami satu kisah luar biasa tentang sosok pahlawan yang pernah mempertaruhkan nyawanya demi menjaga kedaulatan Indonesia: Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono.

Jenderal TNI (Purn) A.M Hendropriyono bersama Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto saat di medan operasi. Foto/IG Diaz Hendropriyono

🌲 Latar Belakang yang Penuh Tantangan

Pada awal dekade 1970-an, belantara hutan Kalimantan Utara menjadi panggung konflik bersenjata antara aparat Indonesia dan kelompok pemberontak yang dikenal sebagai Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) / Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku). Kelompok ini dipimpin oleh tokoh bernama Sukirjan alias Siauw Ah San.

Saat itu, Kapten Hendropriyono — yang kemudian dikenal sebagai salah satu purnawirawan Kopassus berpengaruh — ditugaskan memimpin pasukan elite Komando Pasukan Khusus untuk menangkap pimpinan pemberontak tersebut di jantung hutan Kalimantan.

🔥 Merayap di Medan yang Mematikan

Operasi ini bukan sekadar pencarian biasa. Hendropriyono dan timnya harus merayap jauh melalui hutan yang lebat, menembus rintangan alam dan ancaman dari pemberontak. Tidak hanya menghadapi musuh, kondisi hutan tanpa peta dan medan licin membuat setiap langkah penuh risiko.

Bayangkan saja: di tengah gelapnya rimba, suara binatang hutan… kegelapan malam… dan ancaman dari lawan bersenjata… semua itu menjadi latar perlahan mendekat menuju pertemuan yang menentukan.

⚔️ Duel Maut yang Menentukan Nasib

Ketika pasukan akhirnya menemukan persembunyian pimpinan pemberontak Siauw Ah San, pertempuran sengit pun tak terelakkan. Kisah itu kemudian mengarah pada duel jarak dekat antara Hendropriyono dengan pemimpin pemberontak tersebut — pertemuan yang sangat menentukan dan mendebarkan.

Hendropriyono harus berjibaku tanpa persiapan sempurna, menghadapi serangan bayonet lawan yang tajam. Ia terluka, darah mengalir, dan jari tangannya nyaris putus dalam pertempuran sengit itu. Dalam situasi genting seperti itu, ia berhasil merebut pistol dan menembak Siauw Ah San, meski hanya satu peluru yang berhasil menembus perut lawan.

—

📌 Inilah bukan sekadar soal strategi perang… tetapi juga tentang kegigihan, keberanian, dan semangat pantang menyerah yang dimiliki seorang prajurit di medan yang paling berat sekalipun.

💪 Korps Kopassus dan Semboyan yang Dipegang Teguh

Sebagai bagian dari satuan elite TNI AD, Kopassus dikenal dengan semboyan kuat:

“Lebih baik pulang nyawa daripada gagal di medan tugas.”
Prinsip inilah yang terus terbukti dalam setiap langkah Hendropriyono dan rekan-rekannya di medan operasi — berani, fokus, dan siap menghadapi segala kemungkinan demi tegaknya kedaulatan tanah air.

🌿 Pelajaran dari Belantara

Kisah ini mengingatkan kita bahwa sejarah bukan hanya tentang kemenangan besar atau proklamasi resmi. Ada pula cerita-cerita di balik pepohonan, keringat, dan darah yang mengalir di medan perjuangan yang mungkin tak tertulis secara luas dalam buku pelajaran. Tetapi semua itu adalah bagian dari perjalanan bangsa kita yang penuh lika-liku.

📚 Penutup dari ENSI

Sobat Hebat, ketika kita menikmati Indonesia hari ini yang damai dan merdeka, ingatlah bahwa ada figur-figur yang rela mempertaruhkan segalanya demi bangsa — bahkan di tengah belantara yang tak kenal ampun.

Kisah Hendropriyono dan duel di hutan Kalimantan bukan hanya tentang konflik perang, tetapi tentang keteguhan hati seorang prajurit yang tak pernah mundur dalam menghadapi tantangan demi tanah airnya.

Sampai jumpa di cerita sejarah lainnya!
Terus semangat, tetap belajar, dan tetap hebat bersama ENSI 💚